Selamat Datang & Terima kasih Kunjungannya, Kami Mangabarkan Selanjutnya Anda Menentukan, Menerima Artikel & Banner Promo GRATIS! Kirim ke gecor_raden@plasa.com

gesang gesang2 gesang3
Komponis legendaris sekaligus maestro keroncong Indonesia, Gesang, meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Kamis (20/5) pukul 18.00. Beliau meninggal dengan ditunggui banyak anggota keluarga.

Gesang dirawat sejak 12 Mei 2010 di sana, karena kondisi kesehatannya menurun. Bahkan ia sempat masuk ke ruang ICU (intensive care unit) karena tak sadarkan diri. Sejak dirawat beberapa hari di rumah sakit tersebut, kondisi kesehatan Gesang sempat membaik. Bahkan sempat bisa berbicara. Namun, kondisi kesehatannya menurun sejak Kamis siang, hingga akhirnya beliau meninggal.
Menurut rencana, jenazah Gesang akan langsung dibawa di rumahnya di Kemlayan, Surakarta dan disemayamkan di sana.

Bengawan Solo
Gesang lahir dengan nama lengkap Gesang Martohartono di Solo, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917. Ia sempat mengenyam pendidikan diSekolah Muhammadiyah, Solo (1929) Sekadar mengingatkan, lagu Bengawan Solo yang diciptakannya terkenal sampai manca negara. Sejumlah catatan menyebutkan bahwa lagu Bengawan Solo itu diciptakan Gesang pada tahun 1940. Saat itu umur Gesang baru 23 tahun.

Lagu itu diciptakannya, ketika sedang duduk di tepian sungai Bengawan Solo. Gesang memang sangat kagum dengan sungai yang meliuk-liuk itu. Dia menciptakan lagu itu selama 6 bulan. Kini, lagu Bengawan Solo setidaknya telah diterjemahkan dalam 13 bahasa. Antara lain Inggris, Mandarin, dan Jepang. Lagu ini bahkan sempat menjadi lagu dalam sebuah film layar lebar di "Negeri Matahari Terbit". (Sumber: Tim AndrieWongso.com)

Sebuah Legenda Maestro Keroncong

Sumber: (http://www.tokohindonesia.com/)

Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa menjadi legenda di masyarakat. Satu dari yang sedikit itu, ialah maestro keroncong asal Solo, Gesang Martohartono, pencipta lagu Bengawan Solo. Sebuah lagu keroncong yang menyeberangi lautan. Lagu yang sangat digemari di Jepang. Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu yang telah menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.

Dan, tak banyak pula dari penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa bertahan hingga usia 85 tahun. Gesang bahkan telah membuktikan bahwa dalam usianya yang ke-85 tahun, masih mampu merekam suaranya. Rekaman bertajuk Keroncong Asli Gesang itu diproduksi PT Gema Nada Pertiwi (GMP) Jakarta, September 2002.

Peluncuran album rekaman itu bertepatan dengan perayaan ulang tahun Gesang ke-85, yang diadakan di Hotel Kusuma Sahid di Solo, Selasa (1/10) malam. Hendarmin Susilo, Presiden Direktur GMP, menyebutkan produksi album rekaman Gesang yang sebagian dibawakan sendiri Gesang, merupakan wujud kecintaan dan penghargaannya pada dedikasi sang maestro terhadap musik keroncong.

Sudah empat kali PT GMP memproduksi album khusus Gesang, yaitu pada 1982, 1988, 1999, dan 2002. Dari 14 lagu dalam rekaman compact disk (CD), enam di antaranya merupakan lagu yang belum pernah direkam. Yaitu Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949), dan Swasana Desa (1939). Selebihnya lagu-lagu lama karya Gesang, yang temanya menyinggung usia Gesang yang sudah senja seperti Sebelum Aku Mati, Pamitan, dan tentu saja Bengawan Solo.

Ini memang lebih sebagai album penghormatan atas sebuah legenda daripada sebuah produk yang tak punya selling point. Dalam album ini suara Gesang agak "tertolong" karena didampingi penyanyi-penyanyi kondang: Sundari Soekotjo, Tuty Tri Sedya, Asti Dewi, Waldjinah.

"Terus terang, suara saya jelek. Apalagi saat rekaman itu saya sedang sakit batuk, sehingga terpaksa diulang-ulang hingga, ya, lebih lumayan," ungkap Gesang polos. Menurut dia, sebenarnya aransemen dan iringan musik oleh Orkes Keroncong Bahana itu dia rasa kurang cocok untuk kondisi vokalnya.
Bio Data :
Nama:Gesang Martohartono
Lahir:1 Oktober 1917
Rekaman CD:Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949), dan Swasana Desa (1939).
Album Emas:1. bengawan solo
2. jembatan merah
3. saputangan
4. si piatu
5. roda dunia
6. dunia berdamai
7. tirtonadi
8. pemuda dewasa
9. luntur
10.bumi emas tanah airku
11.dongengan
12.sebelum aku mati

Selamat jalan, Pak Gesang. Meskipun engkau telah tiada, namun karya-karyamu tetap 'gesang' (hidup) di dalam jiwa kami semua.

Artikel Terkait :




Posted in Labels:

0 comments:

Posting Komentar

 

Arsip Blog

Copyright (c) 2008
| Belajar Blog | Syiar Islam | CatatanGecor| Jump to TOP