Bengawan Solo
Gesang lahir dengan nama lengkap Gesang Martohartono di Solo, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917. Ia sempat mengenyam pendidikan diSekolah Muhammadiyah, Solo (1929) Sekadar mengingatkan, lagu Bengawan Solo yang diciptakannya terkenal sampai manca negara. Sejumlah catatan menyebutkan bahwa lagu Bengawan Solo itu diciptakan Gesang pada tahun 1940. Saat itu umur Gesang baru 23 tahun.
Sebuah Legenda Maestro Keroncong
Sumber: (http://www.tokohindonesia.com/)
Dan, tak banyak pula dari penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa bertahan hingga usia 85 tahun. Gesang bahkan telah membuktikan bahwa dalam usianya yang ke-85 tahun, masih mampu merekam suaranya. Rekaman bertajuk Keroncong Asli Gesang itu diproduksi PT Gema Nada Pertiwi (GMP) Jakarta, September 2002.
Peluncuran album rekaman itu bertepatan dengan perayaan ulang tahun Gesang ke-85, yang diadakan di Hotel Kusuma Sahid di Solo, Selasa (1/10) malam. Hendarmin Susilo, Presiden Direktur GMP, menyebutkan produksi album rekaman Gesang yang sebagian dibawakan sendiri Gesang, merupakan wujud kecintaan dan penghargaannya pada dedikasi sang maestro terhadap musik keroncong.
Sudah empat kali PT GMP memproduksi album khusus Gesang, yaitu pada 1982, 1988, 1999, dan 2002. Dari 14 lagu dalam rekaman compact disk (CD), enam di antaranya merupakan lagu yang belum pernah direkam. Yaitu Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949), dan Swasana Desa (1939). Selebihnya lagu-lagu lama karya Gesang, yang temanya menyinggung usia Gesang yang sudah senja seperti Sebelum Aku Mati, Pamitan, dan tentu saja Bengawan Solo.
Ini memang lebih sebagai album penghormatan atas sebuah legenda daripada sebuah produk yang tak punya selling point. Dalam album ini suara Gesang agak "tertolong" karena didampingi penyanyi-penyanyi kondang: Sundari Soekotjo, Tuty Tri Sedya, Asti Dewi, Waldjinah.
"Terus terang, suara saya jelek. Apalagi saat rekaman itu saya sedang sakit batuk, sehingga terpaksa diulang-ulang hingga, ya, lebih lumayan," ungkap Gesang polos. Menurut dia, sebenarnya aransemen dan iringan musik oleh Orkes Keroncong Bahana itu dia rasa kurang cocok untuk kondisi vokalnya.
Nama | : | Gesang Martohartono |
Lahir | : | 1 Oktober 1917 |
Rekaman CD | : | Seto Ohashi (1988), Tembok Besar (1963), Borobudur (1965), Urung (1970), Pandanwangi (1949), dan Swasana Desa (1939). |
Album Emas | : | 1. bengawan solo 2. jembatan merah 3. saputangan 4. si piatu 5. roda dunia 6. dunia berdamai 7. tirtonadi 8. pemuda dewasa 9. luntur 10.bumi emas tanah airku 11.dongengan 12.sebelum aku mati |
Selamat jalan, Pak Gesang. Meskipun engkau telah tiada, namun karya-karyamu tetap 'gesang' (hidup) di dalam jiwa kami semua.
Posted in
Labels:
Tokoh ()
0 comments:
Posting Komentar