Pesta Bola Sejagat di Afrika Selatan Segera Dimulai
(11 Juni 2010)
Dari pemantauan di lapangan, Kamis, kesiapan Afrika Selatan (Afsel) menggelar upacara dan laga pembuka tidak diragukan. Kesibukan panitia terlihat meningkat di Kompleks Stadion Soccer City, terutama terkait dengan upacara pembukaan yang bakal dihadiri sejumlah tamu penting. Pengamanan juga mulai diperketat, tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Sejumlah tamu penting dipastikan hadir pada upacara pembukaan itu, seperti Sekjen PBB Ban Ki-moon, Presiden Afsel Jacob Zuma, Presiden Meksiko Felipe Calderon, Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Pangeran Albert dari Monako, mantan Presiden Afsel FW de Klerk, tokoh peraih Nobel Perdamaian Uskup Desmond Tutu, dan sejumlah pemimpin negara Afrika.
Peraih Nobel Perdamaian dan tokoh utama anti-apartheid, Nelson Mandela (91), juga dipastikan hadir pada upacara pembukaan. Namun, kantor berita Reuters melaporkan, belum ada kepastian apakah Mandela akan hadir selama lima menit atau menonton laga pembuka itu sampai selesai.
Sebelumnya, Direktur Komunikasi Panitia Lokal Rich Mkhondo menyatakan, Presiden Afrika Selatan, FIFA, dan panitia telah menyampaikan undangan kepada Mandela. "Namun, keputusan baru diambil Jumat pagi ini," kata Mkhondo dalam briefing media yang dihadiri oleh wartawan Kompas Mh Samsul Hadi di Johannesburg, Kamis.
Mandela adalah tokoh penting dan menjadi salah satu alasan Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menunjuk Afsel sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. "Jika Mandela tidak bisa hadir, kami bisa memahami. Jika Mandela datang, kami tentu semua bersukacita," ujar Mkhondo.
Upacara pembukaan dijadwalkan berlangsung 30 menit dan dimeriahkan oleh 1.581 artis, penari, musisi, dan aktor panggung lainnya. Mengambil tema ”Welcoming The World Home”, acara itu diramaikan penampilan peraih penghargaan Grammy Award, R Kelly, yang melantunkan lagu ”Sign of a Victory”.
Kamis kemarin, sejak pagi di dalam stadion sejumlah pekerja mengecat garis lapangan yang amat vital bagi kelancaran laga pembuka. Rumput lapangan juga telah dipotong rapi dan sempat dicoba ofisial agar sesuai standar FIFA. Untuk mencegah dari kerusakan, panitia memasang tanda "larangan menginjak rumput" di tepi lapangan.
Sedemikian pentingnya kualitas rumput bagi jalannya laga, lapangan itu ditutup karpet luas saat para penari yang bakal memeriahkan upacara pembukaan menggelar geladi bersih, Rabu lalu. Tak hanya di tengah lapangan, rumput di luar papan iklan pun dilapisi lempengan logam tipis agar tidak rusak diinjak para kru televisi dan fotografer yang bakal bekerja dari sisi lapangan.
Di sejumlah titik, para anggota kru televisi juga menyiapkan peralatan kamera untuk siaran langsung. Menurut panitia, upacara pembukaan itu bakal disiarkan langsung dan disaksikan ratusan juta pasang mata di 215 negara.
Begitu juga lampu stadion, yang terus dinyalakan hingga malam dalam beberapa hari terakhir. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, aparat keamanan mulai memperketat penjagaan di sekitar Stadion Soccer City.
Perhelatan Piala Dunia 2010, yang untuk pertama kali digelar di Benua Afrika, terus diwarnai isu seputar keamanan. Sejumlah wartawan menjadi korban perampokan, dua hari terakhir. Rabu lalu, wartawan Portugal dan Spanyol dirampok di hotel. Wartawan Korea Selatan juga dirampok di Durban.
Menurut data panitia, Piala Dunia 2010 diliput sekitar 15.000 wartawan dari 3.000 media di seluruh dunia, 11.000 wartawan di antaranya telah hadir di Afsel. Namun, kehadiran mereka plus ratusan ribu suporter dan wisatawan dari luar selama ajang ini berlangsung tak diimbangi penataan transportasi.
"Tidak perlu diragukan, upacara pembukaan bakal menjadi perayaan kegembiraan, kehidupan, dan energi Afrika yang sesungguhnya," kata Danny Jordaan, Direktur Eksekutif Panitia Lokal Piala Dunia 2010.
Afsel tentu berbeda dengan negara penyelenggara hajatan besar lain yang melakukan debut, semisal Jepang, China, dan Korea Selatan. Tiga negara itu menggelar olimpiade dengan persiapan matang. Konstruksi yang menarik perhatian dan teknologi supercanggih yang menunjukkan mereka sebagai pendatang baru kekuatan global.
Ernest Aryeetey, Direktur Afrika Growth Initiative yang bermarkas di Amerika Serikat, mengatakan, Afsel tak memiliki dasar ekonomi sekuat Jepang, Korsel, dan China ketika menghelat olimpiade. "Infrastruktur memang berkembang cepat, tetapi ekonomi belum siap untuk membikin lompatan yang sama," katanya.
Presiden Afsel Jacob Zuma berkata, ajang ini satu-satunya kesempatan terbesar Afsel untuk menunjukkan keberagaman dan potensi negara kepada dunia. Pemerintah telah membelanjakan sekitar 5,2 miliar dollar AS untuk penyelenggaraan Piala Dunia.
Untuk stadion dan infrastruktur pendukung, misalnya, dana yang dikeluarkan 1,2 miliar dollar AS, transportasi 1,5 miliar dollar AS, dan keamanan 169 juta dollar AS. Kucuran dana akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 0,5 persen tahun ini.
Namun, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini semestinya antara 2,3 dan 3 persen. Ini pun masih di bawah pertumbuhan ekonomi di Jepang yang menyelenggarakan Olimpiade 1964 atau China saat menggelar Olimpiade 2008.
Menurut analis politik independen Nic Borain, kemampuan pemerintah mengentaskan warga dari kemiskinan, pengangguran, serta kriminalitas belum sesuai harapan. Padahal, apartheid sudah 16 tahun berlalu. "Konsep dari Mandela dan Mbeki adalah menggunakan ajang ini sebagai platform bagi Afsel untuk mengambil tempat sebagai kekuatan besar rakyat Afsel,” katanya. (REUTERS/IVV)
Posted in
Labels:
Berita Penting ()
0 comments:
Posting Komentar