Selamat Datang & Terima kasih Kunjungannya, Kami Mangabarkan Selanjutnya Anda Menentukan, Menerima Artikel & Banner Promo GRATIS! Kirim ke gecor_raden@plasa.com

merokok
merokok1merokok2merokok3
Sumber hoto : http://www.funzug.com
Santernya pemberitaan mengenai Sandi, bocah berusia 4 tahun yang sempat menghebohkan gara-gara video yang memperlihatkan dirinya merokok, mengumpat dan memperagakan adegan tidak senonoh di Youtube mendapat perhatian tersendiri dari Kak Seto.


Kabarnya, Ibunda Sandi, Mujiati sempat shock lantaran hebohnya kabar tersebut. Beredarnya video tersebut membuat rumah Sandi banyak dikunjungi orang, termasuk Kak Seto beserta rombongan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim dan Komnas Perlindungan Anak yang berkunjung pada hari Senin (05/04).

Kak Seto berhasil bertemu Sandi yang saat itu ditemani Sinyo (25) tetangganya di sebuah tempat rumah makan yang berlokasi di Jalan Sulawesi, Malang. Pertemuan sendiri dilakukan di sebuah kamar dalam rumah makan tersebut sekitar 15 menitan.

Dalam pertemuan itu, Kak Seto hanya berbincang dan bermain dengan Sandy. Kak Seto mengajak Sandy untuk bermain panco, Kak Seto pun sempat bertanya pada Sandi kalau sudah besar ingin jadi apa? Sandi menjawab tentara (bukan jadi Maling seperti yang ada di Video).

Uniknya, mungkin karena terbiasa berkata kasar, Sandi pun sempat mengumpat (atau dalam bahasa jawa, misuh) ketika diajak bicara Kak Seto.

“Opo awakmu iku j….k (Apa kamu itu j….k),” kata Sandi.

Kak Seto yang saat itu mengenakan baju batik merah dipadu celana hitam hanya tersenyum mendengarnya. Pihak Komnas Perlindungan Anak pun berinisiatif untuk merehabilitasi Sandi agar bisa kembali ke dunia anak-anak. Mereka akan melakukan pendampingan terhadap Sandi dengan melibatkan sejumlah psikolog anak.


Diungkapkan Kak Seto, sebenarnya Sandi sangat komunikatif, cerdas, dan punya kepercayaan diri. Karena itu, Kak Seto yakin Sandi akan kembali ke dunia anak-anak, apabila masyarakat sekelilingnya tak mengajari hal-hal negatif.

Prihatin Fenomena Balita Merokok

Mantan Ketua Komisi Nasional (Komnas) Anak, Seto Mulyadi, menyesalkan munculnya fenomena sejumlah anak di bawah usia lima tahun yang telah merokok dan terkesan dibiarkan begitu saja sehingga perilaku tersebut tetap dilakukan oleh sang anak.

Ia menyebutkan, fenomena tersebut jelas bukan gambaran ideal bagi orangtua atau keluarga yang seharusnya melindungi anak-anak agar tidak terjerumus pengaruh rokok yang dapat mengganggu hak hidup dan tumbuh kembangnya.

Sebagaimana telah diberitakan di berbagai media massa, terdapat sejumlah kasus di mana terdapat balita yang sehari-hari telah terbiasa merokok. Misalnya, adalah bocah berinisial SAS yang baru berusia 4 tahun di Malang, Jawa Timur, dan bocah berinisial AR yang baru berusia 2 tahun di Desa Teluk Kemang, Munyi Banyu Asin, Sumatra Selatan. Bahkan, AR dilaporkan telah sanggup menghabiskan hingga sebanyak 40 batang rokok per hari.

Perilaku itu disinyalir antara lain karena ada sikap permisif dan ketidakpedulian dari keluarga dan orang dewasa di sekitar anak akan bahaya merokok. Padahal, ujar dia, rokok telah lama diketahui mengandung ribuan zat berbahaya yang jika diserap anak-anak dapat mengganggu tumbuh kembang anak seperti anak seperti perkembangan paru-paru lambat, inteligensi kurang, infeksi saluran nafas, infeksi telinga, dan asma. Seto memaparkan, dalam empat tahun terakhir, tingkat prevalensi anak-anak merokok meningkat hingga 400 persen.

Artikel Terkait :




Posted in Labels:

0 comments:

Posting Komentar

 

Belajar Blog

Arsip Blog

Copyright (c) 2008
| Belajar Blog | Syiar Islam | CatatanGecor| Jump to TOP