Selamat Datang & Terima kasih Kunjungannya, Kami Mangabarkan Selanjutnya Anda Menentukan, Menerima Artikel & Banner Promo GRATIS! Kirim ke gecor_raden@plasa.com

nina Milasari
Meski sempat terhalang dana, dua siswi SMAN 5 Kota Madiun tetap mengikuti International Environmental Project Olympiad (Inepo) ke-18 di Istambull Turki. Keduanya bahkan meraih medali emas atas karya yang mereka buat.

Nina Milasari (17) kelas XI, IPA 2 dan Cristina Kartika Bintang Dewi (16) kelas X menciptakan batu bata tahan gempa. Batu bata yang karya mereka diberinama The Use of Sugar Factory Dust in Making Seismic Resistant Bricks atau kegunaan limbah abu (dust) asap pabrik gula dalam pembuatan batu bata yang tahan getaran atau gempa.

"Kita sangat senang karena apa yang kita harapkan akhirnya terwujud dan memperoleh medali emas meski keberangkatan kita sempat terkendala dana," kata Imam Zuhri, guru pendamping saat dihubungi ditelepon selulernya, Minggu (23/5/2010).

Imam mengungkapkan dirinya dan dua siswi bimbangnya akan tiba pada Selasa (25/5/2010) mendatang di Madiun. Imam mengatakan dua sekolah wakil Indonesia lainnya juga mendapat emas untuk kategori Kimia yakni siswa dari SMA Semesta Bilingual Boarding School (BBS), Semarang, Jawa Tengah dan SMA Santa Laurensia, Serpong, Tangerang, Banten.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa batu bata tahan gempa dari temuan karya ilmiah SMAN 5 kota Madiun ternyata jauh lebih kuat dari pada batu bata yang dijual di pasaran. Meski belum dilakukan uji lembaga penguji namun dari hasil pengujian manual ternyata lebih kuat 25 % dari batu bata yang dipasarkan.

Dalam penelitian pembuatan batu bata tahan gempa tersebut dengan komposisi perbandingan bahan bata yakni 15 % Dust atau abu limbah pabrik gula dan 85 % tanah liat mampu menahan beban 91831,56 Pa. Dengan demikian apabila batu bata disusun untuk tembok maka batu bata yang paling bawah akan menopang beban yang lebih ringan disampingnya.

Perbandingan biaya pembuatan batu bata tahan gempa dengan batu bata yang dipasaran yakni untuk batu bata tahan gempa untuk 1000 bata dengan harga Rp 350 ribu biaya pembuatan Rp 160 ribu dengan laba yang didapat Rp 190 ribu. sedangkan batu bata biasa di pasaran untuk 1000 bata dengan harga Rp 350 ribu biaya pembuatan Rp 172 ribu dengan laba yang di dapat Rp 178 ribu.

Meski laba yang di dapat hanya selisih Rp 12 ribu namun tingkat kekuatan sangat mendukung. Inepo 2010 ini diikuti 106 finalis dari 45 negara dan digelar mulai tanggal 19-22 Mei 2010.

Sumber: http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=12707&Itemid=827

Artikel Terkait :




Posted in Labels:

0 comments:

Posting Komentar

 

Belajar Blog

Arsip Blog

Copyright (c) 2008
| Belajar Blog | Syiar Islam | CatatanGecor| Jump to TOP