Selamat Datang & Terima kasih Kunjungannya, Kami Mangabarkan Selanjutnya Anda Menentukan, Menerima Artikel & Banner Promo GRATIS! Kirim ke gecor_raden@plasa.com

Fenomena bocah mempunyai kelebihan bidang supranatural muncul tahun 2009. Setelah sebelumnya Ponari(10), Dadang Kurniawan (11), dukun cilik tiban asal Desa Bandungrejo, Kecamatan Bantur, juga bocah perempuan bernama Indriah As Zahrah Safitri (12), asal Jalan Sidoluhur, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Berikut ketiga dukun Cilik tersebut bersumber dari deik.com
ponari3-285OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Photo Ponari(10th)Photo Dadang K(11th)Photo Indriah As(12th)

Dukun Cilik Indriah As Zahrah Safitri

Bocah duduk di kelas VI sekolah dasar ini banyak dicari masyarakat untuk meminta bantuan pengobatan. Konon keahlihan bungsu dari dua bersaudara ini dikarenakan dirinya diikuti roh Wali Songo.

"Karena diikuti roh itu anak saya dapat memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan," kata Zubaidah (42), ibu kandung Idriah saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Selasa (5/1/2010). Setiap harinya, sekitar 30 sampai 40 warga berdatangan meminta bantuan pengobatan serta menyelesaikan masalah menimpanya. "Ada dari wilayah Malang, dan ada juga dari daerah lain. Bahkan ada seorang pengusaha datang khusus dari Jakarta," imbuh Zubaidah.

Saat memberikan pertolongan, siswi SDN Ngadilangkung II ini tidak tergantung pada satu media sebagai alat pengobatan. Namun, putri dari pasangan Zubaidah dan Ahmad Syarif ini menunggu bisikan ghaib dari sang penuntun. "Mbah wali yang menuntun saya, apakah pakai air, bunga, atau kertas bertulis bahasa arab untuk menyembuhkan penyakit orang," jelas Indriah.

Seperti halnya bocah-bocah lain memiliki kelebihan dalam bidang supranatural, Indriah tidak pamrih atau mematok harga. "Saya ikhlas melakukan ini, karena ini merupakan petunjuk mbah wali," imbuhnya.


Indriah menambahkan, setiap hari Senin dirinya diharuskan tidak membuka praktek untuk memberikan bantuan. Itu sesuai dengan permintaan mahkluk ghaib yang mengikutinya.


Dukun Cilik Dadang Kurniawan
Keahlian mengobati yang diperoleh Dadang Kurniawan, bocah berusia 11 tahun ini didapatnya secara tidak sengaja. Menurut Laksmi (29), ibu dukun tiban itu, ilmu yang didapat anak berawal saat Dadang pergi nyekar ke makam leluhur di Desa Pagak lebaran lalu. Seusai pulang itulah tiba-tiba anaknya mendapat keahlian mengobati orang sakit.

Dadang yang masih duduk di bangku kelas IV SDN Bandungrejo, pertama kali berhasil menyembuhkan penyakit gigi yang diderita seorang warga yang rumahnya sekitar 7 kilometer dari tempat tinggalnya. Setelah orang yang menderita sakit gigi sembuh, akhirnya keluarga pasangan Agus Puji dan Laksmi di RT 20 RW 03 ramai dikunjungi masyarakat yang ingin meminta pertolongan pengobatan.

"Ada saja yang datang minta disembuhkan, dan alhamdulillah semua sembuh," ujar Laksmi, saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/12/2009).
Laksmi mengaku, beberapa pasien yang datang berobat diantaranya menderita sakit gatal-gatal, gigi, kanker payudara, dan lumpuh. Dan setelah diobati oleh anaknya, mereka berhasil disembuhkan.

Laksmi sendiri merasa bersyukur, karena anak lelakinya dapat membantu orang lain. Mudah-mudahan ini akan berlanjut hingga masyarakat yang membutuhkan bantuan anaknya dapat tertangani.


Dukun Cilik Ponari
Praktek 2 Jam, Ponari Kumpulkan Rp 50 Juta

Dukun cilik yang satu ini mungkin yang paling heboh selama tahun 2009. Dalam sehari saja, praktek dukun cilik Ponari bisa mengumpulkan uang sekitar Rp 50 juta. Uang itu berasal dari penjualan kartu identitas dan amal pasien yang dikumpulkan panitia di kotak amal. "Uangnya sekitar Rp 50 juta. Asumsinya, dari kupon saja sekitar Rp 20 juta. Belum dari setiap pasien yang memberi uang paling sedikit Rp 10 ribu hingga tak terbatas,".

Panitia yang memakai kaos bergambar Ponari itu, meminta identitasnya dirahasiakan. Menurutnya, keberadaan Ponari sangat membantu perekonomian warga sekitar. "Kalau Ponari tidak praktek lagi, kami kerja apa," kata pria tersebut.

Rata-rata warga di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, bekerja sebagai buruh tani atau pencari pasir di Sungai Brantas. Sejak Ponari buka praktek, warga beralih berjualan atau menjadi tenaga keamanan di lokasi praktek.

Terkait dengan uang yang dikumpulkan, kuasa hukum Ponari, Ahmad Rifai menyatakan tidak mengetahui. Dituding ada faktor ekonomi di balik praktek dukun Ponari, Rifai menyatakan tidak melihat fakta itu. "Ini masalah kemanusiaan," kata Rifai kepada wartawan.

Menurut Rifai, praktek dukun Ponari dibuka lagi, karena masih banyak orang yang ingin mendapat obat dari Ponari. "Ini kan membantu orang yang ingin mendapat obat dan ingin sembuh," kata Rifai di rumah Ponari.
Sumber: detik.com

Artikel Terkait :




Posted in Labels:

0 comments:

Posting Komentar

 

Belajar Blog

Arsip Blog

Copyright (c) 2008
| Belajar Blog | Syiar Islam | CatatanGecor| Jump to TOP