Penomena Dukun Cilik Tahun 2009
(08 Januari 2010)
Photo Ponari(10th) | Photo Dadang K(11th) | Photo Indriah As(12th) |
Dukun Cilik Indriah As Zahrah Safitri
"Karena diikuti roh itu anak saya dapat memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan," kata Zubaidah (42), ibu kandung Idriah saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Selasa (5/1/2010). Setiap harinya, sekitar 30 sampai 40 warga berdatangan meminta bantuan pengobatan serta menyelesaikan masalah menimpanya. "Ada dari wilayah Malang, dan ada juga dari daerah lain. Bahkan ada seorang pengusaha datang khusus dari Jakarta," imbuh Zubaidah.
Saat memberikan pertolongan, siswi SDN Ngadilangkung II ini tidak tergantung pada satu media sebagai alat pengobatan. Namun, putri dari pasangan Zubaidah dan Ahmad Syarif ini menunggu bisikan ghaib dari sang penuntun. "Mbah wali yang menuntun saya, apakah pakai air, bunga, atau kertas bertulis bahasa arab untuk menyembuhkan penyakit orang," jelas Indriah.
Seperti halnya bocah-bocah lain memiliki kelebihan dalam bidang supranatural, Indriah tidak pamrih atau mematok harga. "Saya ikhlas melakukan ini, karena ini merupakan petunjuk mbah wali," imbuhnya.
Indriah menambahkan, setiap hari Senin dirinya diharuskan tidak membuka praktek untuk memberikan bantuan. Itu sesuai dengan permintaan mahkluk ghaib yang mengikutinya.
Dukun Cilik Dadang Kurniawan
Dadang yang masih duduk di bangku kelas IV SDN Bandungrejo, pertama kali berhasil menyembuhkan penyakit gigi yang diderita seorang warga yang rumahnya sekitar 7 kilometer dari tempat tinggalnya. Setelah orang yang menderita sakit gigi sembuh, akhirnya keluarga pasangan Agus Puji dan Laksmi di RT 20 RW 03 ramai dikunjungi masyarakat yang ingin meminta pertolongan pengobatan.
"Ada saja yang datang minta disembuhkan, dan alhamdulillah semua sembuh," ujar Laksmi, saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/12/2009).
Laksmi mengaku, beberapa pasien yang datang berobat diantaranya menderita sakit gatal-gatal, gigi, kanker payudara, dan lumpuh. Dan setelah diobati oleh anaknya, mereka berhasil disembuhkan.
Laksmi sendiri merasa bersyukur, karena anak lelakinya dapat membantu orang lain. Mudah-mudahan ini akan berlanjut hingga masyarakat yang membutuhkan bantuan anaknya dapat tertangani.
Dukun Cilik Ponari
Dukun cilik yang satu ini mungkin yang paling heboh selama tahun 2009. Dalam sehari saja, praktek dukun cilik Ponari bisa mengumpulkan uang sekitar Rp 50 juta. Uang itu berasal dari penjualan kartu identitas dan amal pasien yang dikumpulkan panitia di kotak amal. "Uangnya sekitar Rp 50 juta. Asumsinya, dari kupon saja sekitar Rp 20 juta. Belum dari setiap pasien yang memberi uang paling sedikit Rp 10 ribu hingga tak terbatas,".
Panitia yang memakai kaos bergambar Ponari itu, meminta identitasnya dirahasiakan. Menurutnya, keberadaan Ponari sangat membantu perekonomian warga sekitar. "Kalau Ponari tidak praktek lagi, kami kerja apa," kata pria tersebut.
Rata-rata warga di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, bekerja sebagai buruh tani atau pencari pasir di Sungai Brantas. Sejak Ponari buka praktek, warga beralih berjualan atau menjadi tenaga keamanan di lokasi praktek.
Terkait dengan uang yang dikumpulkan, kuasa hukum Ponari, Ahmad Rifai menyatakan tidak mengetahui. Dituding ada faktor ekonomi di balik praktek dukun Ponari, Rifai menyatakan tidak melihat fakta itu. "Ini masalah kemanusiaan," kata Rifai kepada wartawan.
Menurut Rifai, praktek dukun Ponari dibuka lagi, karena masih banyak orang yang ingin mendapat obat dari Ponari. "Ini kan membantu orang yang ingin mendapat obat dan ingin sembuh," kata Rifai di rumah Ponari.
Posted in Labels: Berita Penting ()
0 comments:
Posting Komentar