Selamat Datang & Terima kasih Kunjungannya, Kami Mangabarkan Selanjutnya Anda Menentukan, Menerima Artikel & Banner Promo GRATIS! Kirim ke gecor_raden@plasa.com

Sublemen TUBUH manusia membutuhkan zat gizi yang cukup untuk meningkatkan kualitas hidup. Tanpa asupan gizi yang cukup, seseorang akan mudah terkena penyakit. Riset menunjukkan, setiap hari, tubuh membutuhkan sekitar 45 jenis zat gizi.

Untuk bisa melengkapi kebutuhan 45 zat gizi itu, menu harian harus terdiri atas empat sampai lima jenis menu setiap kali santap. Asupan gizi ini bisa didapat dari zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh. Contohnya, karbohidrat, protein, lemak, sayuran berserat, dan susu.

Melihat banyaknya kebutuhan zat gizi tersebut, rasanya, banyak dari kita yang mengalami kekurangan sejumlah zat gizi tersebut. Nah, untuk mengatasi kekurangan sejumlah zat gizi ini, kita memerlukan vitamin ekstra.

Kebetulan, belakangan ini, banyak dijual makanan tambahan atau food suplemen dan multivitamin. Bentuk dan jenisnya juga beragam. Ada yang berbentuk pil, cair, dan tablet. Sedang fungsinya sangat beragam, sesuai zat penyusun di dalamnya.

Namun, perlu Anda ketahui, suplemen dan multivitamin itu tidaklah sama. Suplemen merupakan makanan tambahan yang mengandung zat-zat tertentu, yakni vitamin, mineral, protein, serat, dan zat-zat gizi lainnya yang penting bagi tubuh. Sedangkan multivitamin merupakan kumpulan dari beberapa vitamin tertentu.

Memang, baik suplemen maupun multivitamin mengandung zat yang penting bagi kesehatan. Bahkan, dari beberapa penelitian, vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya akan melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Selain itu, perkembangan tubuh saat masih anak-anak juga tergantung dari kecukupan zat-zat itu.

Namun, setiap orang belum tentu membutuhkannya. Orang normal yang sering mengonsumsi makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen dan multivitamin.
"Sebab, kebutuhan gizinya sudah bisa tercukupi dari buah dan sayuran," kata Wahyu Wijiati R, Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta Selatan.

Butuh multivitamin
Namun, lain halnya dengan orang yang kekurangan banyak vitamin, misalnya orang yang memiliki pola konsumsi makanan tidak seimbang. "Mereka tentu memerlukan suplemen dan multivitamin," imbuh Titi Soenardi, pakar gizi dari Yayasan Kuliner Indonesia.
Yang paling rentan masuk kelompok ini adalah orang yang sedang sakit atau usia lanjut. Orang sakit biasanya tidak bisa makan secara normal. Padahal, mereka membutuhkan zat gizi untuk membantu metabolisme tubuh agar cepat sembuh.

"Ini termasuk juga orang dengan kebutuhan gizi khusus, seperti anak-anak dan ibu hamil. Terkadang, pola makannya tidak seimbang sehingga butuh suplemen," kata Titi.

Selain itu, orang yang sedang diet juga membutuhkan suplemen dan multivitamin. Pasalnya, mereka hanya mengonsumsi makanan tertentu saja, seperti sayur dan buah. Dampaknya, mereka bisa kekurangan zat besi dan vitamin B12.

Begitu pula dengan orang yang alergi makanan tertentu. Contohnya, orang yang alergi susu lazimnya kekurangan kalsium dan vitamin B. "Orang yang pencernaannya terganggu karena kekurangan serat juga bisa mengonsumsi suplemen," kata Fransiska A Sastradidjaya, pakar gizi dari Universitas Islam Negeri, Ciputat.

Tetapi, meskipun Anda masuk kelompok yang membutuhkan suplemen dan multivitamin, bukan berarti Anda bisa langsung mengonsumsinya. "Konsultasi dulu ke dokter," terang Wahyu. Sebab, tiap suplemen dan multivitamin mengandung zat bermacam-macam. Kandungan zat itu belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. "Kalau tidak memenuhi kebutuhan, malah menimbulkan efek negatif," kata Titi.

Selain itu, kelebihan zat-zat tertentu dari suplemen dan multivitamin juga berdampak negatif. Anda tidak akan menjadi lebih sehat, tapi malah timbul penyakit. Misalnya, kelebihan serat bisa menyebabkan diare.

Sementara itu, kelebihan vitamin C berpotensi menyebabkan gangguan ginjal. "Jika kelebihan vitamin A, rambut rontok dan kulit bersisik," kata Fransiska.
Sumber: Tribun Kaltim/Adi Wikanto/kompas.com

Artikel Terkait :




Posted in Labels:

0 comments:

Posting Komentar

 

Belajar Blog

Arsip Blog

Copyright (c) 2008
| Belajar Blog | Syiar Islam | CatatanGecor| Jump to TOP