Polri Pastikan Noordin M Top Tewas
(18 September 2009)

Kapolri mengatakan hal itu saat memberikan keterangan pers di Markas Besar Polri pada Kamis sore didampingi Wakapolri Komjen Pol. Makbul Padmanegara, Deputi Operasi Irjen Pol. SY Wenas dan para petinggi Polri lainnya.
Menurut Kapolri, kepastian bahwa salah satu jenazah yang tewas dalam penangkapan tersebut adalah Noordin diperoleh setelah polisi melihat kecocokan antara data sidik jari Noordin yang dimiliki Polri dengan sidik jari salah satu jenazah. "Sidik jari Noordin diperoleh dari Kepolisian Diraja Malaysia dicocokan dengan sidik jari jenazah dan ternyata ada 14 titik kesamaan baik jari kanan maupun kiri," katanya.
Penentuan identifikasi jenazah dengan sidik jari itu, katanya, sudah bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis formal. "Hasil identifikasi menunjukkan dia adalah Noordin M Top, buronan sembilan tahun yang merupakan target utama selama ini," ujarnya.
Kendati identifikasi dengan pencocokan sidik jari telah valid namun Polri tetap melakukan uji DNA (Deoxiribonucleic Acid) yang hasilnya diketahui dalam waktu 20 jam. Kapolri menjelaskan pula bahwa selain menembak mati Noordin, dalam insiden penangkapan itu polisi juga menembak mati tiga tersangka lain yakni Bagus Budi Pranoto alias Urwah, Hadi Susilo dan Aryo Sudarso alias Aji.
Agus adalah residivis dalam kasus pemboman gedung Kedutaan Besar Australia tahun 2004 yang divonis tujuh tahun penjara namun hanya menjalani hukuman selama empat tahun karena dibebaskan secara bersyarat setelah mendapat remisi. Agus, yang juga diduga meracik bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, lolos dalam penangkapan polisi di Solo pada 16 Agustus 2008.
Dia juga merencanakan ledakan bom yang telah dipersiapkan di Jati Asih, Bekasi, namun terbongkar polisi pada 16 Agustus 2008. Sedangkan Hadi Susilo adalah orang yang menyewa rumah dan diduga ikut menyediakan tempat persembunyian bagi Noordin M Top.
Aryo Sudarso alias Aji adalah perakit bom yang juga terlibat dalam jaringan terorisme adalah sebagai penyedia bahan peledak dan menyembunyikan buronan. Istri Hadi Susilo yang bernama Munawaroh terluka dalam insiden penembakan itu karena posisinya sangat dekat dengan tersangka lain.
Kapolri menjelaskan, Munawaroh yang tengah hamil kini dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati karena tertembak di kaki. Menurut Kapolri, Munawaroh sudah berulangkali diminta keluar dari rumah namun tidak mengindahkan peringatan aparat sehingga akhirnya terkena peluru saat ada insiden penembakan oleh aparat kepolisian.
Kapolri menjelaskan pula bahwa polisi juga menangkap dua tersangka teroris lain yakni Rahmat Puji Prabowo alias Bejo dan Supono alias Kedu di Pasar Gading, Solo, sekitar lima jam sebelum penangkapan di Mojosongo. Menurut Kapolri, penangkapan Bejo dan Kedu menjadi petunjuk keberadaan Noordin M Top dan kawan-kawannya di salah satu rumah di Kepuhsari, Mojosongo.
Pada Rabu (16/9) pukul 23.30 WIB, polisi telah mengepung rumah yang menjadi tempat persembunyian Noordin dan kawan-kawan sambil mengevakuasi warga yang tinggal berdekatan dengan rumah tersebut. Sekitar pukul 24.00 WIB, polisi mendobrak pintu rumah persembunyian namun disambut dengan rentetan tembakan sehingga polisi mundur namun tetap mengepung rumah itu.
Sejumlah upaya untuk mendorong mereka menyerahkan diri dilakukan namun tak berhasil, malah dibalas tembakan dari dalam rumah. Hingga menjelang subuh kontak tembak masih terjadi dan para tersangka termasuk Noordin terpojok di salah satu kamar mandi sehingga polisi kemudian menjebol kamar mandi dan melumpuhkan Noordin dan kawan-kawan dengan tembakan.
Kapolri mengatakan, di dalam rumah itu polisi menemukan 200 kilogram bahan peledak, senjata laras panjang jenis M16 lengkap dengan amunisi dan berbagai dokumen. Polisi juga menemukan satu bom tangan yang telah aktif dan satu granat yang sudah ditarik pelatuknya namun granat dan bom itu telah dihancurkan karena sangat berbahaya jika disita dalam bentuk utuh.
Kapolri menegaskan, Noordin, sebagaimana rekannya Doktor Azahari yang tewas tertembak di Malang tahun 2005, selalu menggunakan senjata api jenis Bareta penuh peluru. Menurut dia, selanjutnya Polri akan bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri, Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia dan KBRI di Malaysia untuk memulangkan jenazah Noordin kepada keluarga.(*)
Keluarga Munfiatun Tak Tertarik Berita Kematian Noordin
Keluarga Munfiatun tak tertarik membicarakan berita kematian gembong teroris Noordin M Top dalam penggerebekan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian RI di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/9).
"Saya tak mau berkomentar lagi soal kematian Noordin. `No comment`," tegas kakak Munfiatun, Rismawati, ketika ditemui di kediamannya di Desa Pecangaan, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Kamis petang. Upaya beberapa wartawan menemui Munfiatun yang merupakan mantan isteri Noordin, juga gagal karena pihak keluarga hanya mewakilkannya kepada Rismawati, yang secara tegas menolak berkomentar dan tak ingin keluarganya dikait-kaitkan lagi dengan Noordin M Top.
Pernyataan senada pernah diungkapkan oleh Munfiatun yang sebelumnya mengatakan, kehidupan keluarganya tidak ingin diusik dan dihubung-hubungkan dengan mantan suaminya, Noordin M Top, atau aksi terorismenya selama ini. Munfiatun atau Fitri, lulusan Unibraw Malang ini lebih menikmati kehidupan di rumah ibunya dengan berprofesi sebagai guru mengaji dan guru les privat tentang mata pelajaran sempoa, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan Kimia bagi anak SD, SMP, dan SMA yang berjumlah sekitar 10 orang.
Setiap sore hari, dia biasa berkumpul dengan anak-anak didiknya, sehingga hampir setiap hari penuh dengan jadwal mengajar anak-anak di rumahnya. Munfiatun menjalin pernikahan siri dengan Noordin M Top pada 22 Juni 2004 di Surabaya.
Namun, beberapa saat setelah melangsungkan akad nikah, Munfiatun tidak pernah lagi menghubungi suaminya karena kehilangan kontak dengan Noordin. Bahkan, dia mengaku, lupa dengan bentuk dan wajah suaminya, karena bertahun-tahun tidak pernah bertemu.
Sebelumnya, Munfiatin pernah menjalani hukuman penjara selama tiga tahun atas tuduhan menyembunyikan pelaku pengeboman di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Sukun, Malang.
Setelah dibebaskan pada 2007 lalu, dia kembali ke rumah orang tuanya di Desa Pecangaan, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara. Demikian pula orang tua Munfiatun, Harozum menegaskan, bahwa anaknya sudah tidak ada hubungan lagi dengan Noordin M. Top.
"Selama ini, Munfiatun jarang sekali terlihat dan bergaul dengan tetangga. Dia cenderung menutup diri dengan orang-orang di sekitarnya," ujar Sundari, salah seorang warga tetangga Munfiatun. Zaul Haq, salah seorang murid Munfiatun mengaku, tidak melihat ada sesuatu yang berbeda dengan sikap guru privatnya itu setelah ada pemberitaan tentang Noordin ataupun jaringan teroris lainnya.
"Namun, sikapnya setelah ada pemberitaan soal kematian Noordin saya tidak mengetahuinya, karena kegiatan les libur sejak lama," ujar pelajar yang masih duduk di SD. Ia mengaku, guru privatnya itu sangat baik terhadap para murid. "Hanya saja, dia jarang bergaul dengan masyarakat sekitar," ujarnya.
Menanggapi sikap Munfiatun yang tertutup, Ketua RT 02 RW 07 Desa Pecangaan Munawir Maksum mengatakan, dapat memahami kondisinya yang pernah memiliki suami salah seorang gembong teroris. "Tetapi, masyarakat tetap menerima dia, meskipun jarang keluar rumah untuk bergaul dengan warga sekitar," ujarnya. Ia berharap, dia segera mendapatkan jodoh, sehingga terjadi perubahan sikap dalam kehidupan sehari-harinya. (*)
Presiden: Cegah Terorisme Dengan Selesaikan Akar Masalah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, pasca-dilumpuhkannya gembong teroris Noordin M Top maka selanjutnya pemerintah akan mencegah aksi-aksi teror melalu upaya penyelesaian akar masalah yang bisa mendorong timbulnya hal tersebut.
Berbicara dalam acara ramah tamah Presiden dengan wartawan peliput kegiatan kepresidenan di Istana Negara Jakarta, Kamis malam, Kepala negara mengatakan tewasnya Noordin M Top tidak membuat sel-sel teroris di Asia Tenggara dan Indonesia lumpuh.
"Di masa datang tugas kita bukan hanya memberantas namun lebih besar dari itu, kita harus selamatkan negeri kita, bangsa, negara khususnya generasi muda kita dari godaan untuk melibatkan diri pada kegiatan teroris," kata Presiden.
Dijelaskannya bila hanya mampu memberantas terorisme maka hanya memenangi pertempuran, namun bila mampu mencegah dan menciptakan rasa aman masyarakat dari teror maka hal itu setara dengan memenangi pertempuran. Presiden menambahkan ada tiga hal yang dinilai bisa menjadi akar permasalahan generasi muda untuk tergoda ikut serta dalam aksi teror.
"Yang pertama adalah suasana keterbelakangan, kemiskinan, keterisoliran. hal itu gampang disusupi oleh terorisme, untuk penyelesaiannya harus ada pembangunan yang adil dan merata," tegasnya. Akar masalah lainnya adalah anggapan atas terjadinya ketidakadilan dunia terkait ketimpangan ekonomi, konflik dan pertentangan. Untuk mengatasi itu, Presiden mengatakan Indonesia telah ikut andil untuk menciptakan tata dunia yang lebih adil sehingga ketimpangan itu tidak terjadi lagi.
"Yang terakhir adalah timbulnya pemikiran radikal dan ekstrim yang bertentangan dengan arus pemikiran moderat agama apapun. Itu bisa diatasi bila sejak dini dididik dengan baik bahwa menyelesaikan satu masalah hendaknya dengan cara yang baik," ungkap Yudhoyono. Presiden mengakui ia merasa sedih atas kenyataan bahwa ada segelintir generasi muda yang terbujuk untuk menjadi pelaku bom bunuh diri karena pola pikir yang salah.
"Dalam pikiran saya, mengapa anak-anak kita menjadi pembom, perakit bom. Meski akhirnya jadi pelaku teror, namun sesungguhnya mereka adalah korban dari Dr Azhari dan Noordin M Top," kata Presiden. Karena itu, Kepala Negara mengatakan dalam lima tahun mendatang, pemerintah akan mengambil langkah dan sejumlah strategi agar hal itu tidak terjadi lagi.
Meski Noordin M Top sudah dinyatakan tewas oleh pihak Kepolisian namun Presiden mengingatkan ke depan selain pemerintah, lembaga Kepolisian, TNI dan Intelejen serta masyarakat lokal juga harus terus melakukan upaya bersama untuk mencegah terjadinya teror terhadap masyarakat.
Pada Kamis (17/9) sore, Kapolri dalam keterangan pers di Markas Besar Kepolisian RI menyatakan pihaknya telah berhasil melumpuhkan dan menewaskan gembong teroris paling dicari yaitu Noordin M Top dalam sebuah operasi Densus 88 di Solo, Jawa Tengah.(*)
Sumber: ANTARA News
Posted in
Labels:
Berita Penting ()
0 comments:
Posting Komentar