Dilempar Sepatu, Diteriaki Anjing
(16 Desember 2008)
Penghinaan kepada Bush itu terjadi di Istana Salam, kantor Perdana Menteri (PM) Irak Nuri Al-Maliqi, Minggu malam waktu setempat atau Senin dini hari Wita. Saat itu berlangsung sesi tanya jawab. Seorang wartawan bertanya apakah Bush datang ke Irak untuk merayakan kemenangan? Bush pun mengatakan, ”Tidak, saya mempertimbangkan itu sebagai satu langkah penting menuju Irak yang mendukung dirinya sendiri, memerintah dirinya sendiri, dan mempertahankan dirinya sendiri. Ada beberapa tugas yang harus dilakukan. Perang belum usai.”
Ungkapan ”perang belum usai” itulah yang memantik kemarahan Al-Zaidi yang duduk di barisan ketiga dan berjarak hanya sekira empat meter dari podium tempat Bush dan PM Nuri Al-Maliqi berdiri. Al-Zaidi sekonyong-konyong bangkit dari kursinya dan berteriak dalam bahasa Arab. ”Ini hadiah dari rakyat Irak. Ini ciuman perpisahan, kamu anjing,” teriak jurnalis Irak itu sambil melemparkan sepatunya ke wajah Bush.
Rupanya, di usia 62 tahun, refleks Bush bagus juga. Dia spontan membungkuk, sehingga terhindar dari lemparan. Sepatu wartawan muda itu hanya melintas di atas kepala Bush dan menghantam bendera AS dan bendera Irak di belakangnya dengan suara cukup keras. Tak puas karena lemparan pertama meleset, jurnalis berkacamata itu kembali melemparkan satu sepatunya. Kali ini dia sambil berteriak dalam bahasa Arab.
”Ini untuk para janda, anak-anak yatim piatu, dan mereka yang tewas terbunuh di Irak,” ucap Al-Zaidi lantang. Namun, lemparannya dalam jarak sangat dekat itu kembali meleset. Lagi-lagi Bush berhasil ngeles. PM Nuri Al-Maliki yang semula hanya bengong di sampingnya kali ini membantu menangkis lemparan dengan menyilangkan lengannya di depan wajah presiden yang 37 hari lagi lengser dan digantikan Barack Obama pada 20 Januari nanti itu.
Aksi nekat Al-Zaidi baru berakhir setelah petugas keamanan Irak dan agen rahasia AS beramai-ramai menjatuhkannya ke lantai. Al-Zaidi kemudian digelandang keluar dari ruangan. Namun, pria itu terus meneriaki Bush. Suaranya meraung-raung, sehingga terdengar sampai ke ruang lain. Juru Bicara Gedung Putih Dana M Perino yang berdiri di samping kedua pemimpin negara itu hanya mematung menyaksikan semua kejadian memalukan tersebut. Dia hanya memegang mikrofon yang sedianya digunakan bagi wartawan penanya.
Bagaimana reaksi Bush? Dasar presiden cowboy, dia malah cengegesan. Setelah berhasil mengontrol dirinya yang terkaget-kaget, mantan pilot pesawat AU itu meminta jumpa pers dilanjutkan. Mengawali ucapannya, bukannya marah, Bush justru berkelakar. ”Hal ini tidak mengganggu saya. Jika Anda menginginkan fakta, itu sepatu ukuran 10 yang dilemparkannya,” kata Bush bercanda untuk menunjukkan dia meremehkan insiden itu.
Presiden ke-43 Amerika tersebut kemudian mengatakan, ”Saya tidak merasa terancam sama sekali. Seperti berlomba dalam politik ketika orang berteriak padamu. Itu cara orang menunjukkan perhatiannya.” Bush boleh saja menganggap sepele. Namun, pelemparan sepatu atau alas kaki dalam kebudayaan Arab dianggap sebagai penghinaan terbesar. Mereka menganggap target lemparan sepatu derajatnya lebih rendah daripada alas kaki itu yang selalu di tanah dan kotor. Tak heran, setelah patung Saddam Hussein ditumbangkan di Baghdad pada April 2003, banyak orang yang menyaksikan peristiwa itu melempari wajah patung dengan sepatu mereka.
”Kado” sepatu wartawan itu juga menunjukkan bahwa invasi yang digalang Bush ke Irak pada Maret 2003 yang berhasil menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein berakhir sia-sia. Invasi dengan alasan mencari senjata pemusnah massal justru menyulut pemberontakan mematikan dan kekerasan sektarian bertahun-tahun. Lantas, bagaimana nasib wartawan Al-Zaidi? Dia langsung diperiksa pengawal PM Nuri Al-Maliki dan dites alkohol serta obat-obatan terlarang.
Menurut seorang pejabat Irak, Zaidi diinterogasi apakah ada orang yang membayarnya untuk melemparkan sepatu ke arah Bush. Kini dia dalam penahanan atas dakwaan yang tidak jelas. Kolega Zaidi di stasiun TV Al-Baghdadia mengungkapkan, Zaidi sebagai wartawan berdedikasi. ”Dia selalu berkomitmen dengan tugas-tugasnya. Sebelum ke Baghdad sebulan lalu, dia menjalani training di Lebanon dan menjadi kepala koresponden di sana,” ujar Haider Nassar, kawan Zaidi di Al-Baghdadia. Disebutkan Nassar, Zaidi memang tidak setuju dengan kehadiran pasukan koalisi pimpinan AS di Irak. Karena itu, dia selalu mengakhiri laporannya dengan kalimat, ”Muntader Al-Zaidi melaporkan dari daerah pendudukan Baghdad”.
Dari Kairo, Muzhir Al-Khafaji, direktur program Al-Baghdadia, melukiskan Zaidi sebagai ”orang Arab yang bangga dan berpikiran terbuka.” ”Kami mencemaskan keselamatannya,” tambahnya.
Meski menyesalkan ulah krunya di jumpa pers, stasiun televisi Al-Baghdadia menuntut pihak berwenang Irak membebaskan Zaidi. ”Dia harus bebas sejalan dengan demokrasi dan kebebasan menyatakan pendapat yang dijanjikan otoritas Amerika kepada rakyat Irak,” kata televisi itu dalam pernyataannya kemarin.
Di Irak, ada dua tanggapan bertolak belakang atas ulah Zaidi. Kalangan pejabat dan pemerintah Irak menyesalkan tindakan Zaidi. Sebagian wartawan media pemerintah langsung meminta maaf kepada Bush beberapa saat setelah insiden terjadi. Hal yang sama dilakukan pemerintah Irak melalui PM Nuri Al-Maliki.
Namun, di bagian lain tak sedikit rakyat Irak yang mengelu-elukan Zaidi sebagai pahlawan yang mewakili kemarahan kepada Bush yang mereka sebut penjahat perang. Demonstrasi yang terjadi sehari setelah insiden menunjukkan foto Zaidi diangkat dan sepatunya dijadikan simbol penghinaan terhadap Bush dan Amerika.
Kedatangan Bush yang berakhir kemarin adalah kunjungan resmi keempat sekaligus yang terakhir di Irak sejak dia memerintahkan invasi Maret 2003. Selama dua hari di Baghdad, Bush dan mitranya dari Irak, PM Nuri Al-Maliki, menandatangani perjanjian keamanan yang memaparkan panduan-panduan baru bagi tentara AS di Irak.
Sebelumnya, Bush mengelilingi jalan-jalan di seantero Baghdad menggunakan iring-iringan kendaraan. Perjalanan keliling Kota Baghdad tersebut adalah yang pertama dilakukan Bush. Dia belum pernah pergi ke mana pun, selain ke pangkalan militer AS atau ke Green Zone yang berpengawalan sangat ketat.
Sejumlah laporan gabungan menyebutkan, iring-iringan kendaraan yang ditumpangi Bush melintasi jalan-jalan seantero Baghdad yang dijaga sangat ketat sebelum akhirnya tiba di kediaman Al-Maliki untuk melakukan jumpa pers dan mendapat lemparan sepatu.(AP/CNN/kim/Kaltim Post)
Posted in Labels: Berita Penting ()
0 comments:
Posting Komentar