Say No To Obat Puyer !
(17 November 2008)
- Menurunnya kestabilan obat - kenapa? karena obat-obatan yang dicampur tersebut punya kemungkinan berinteraksi satu sama lain.
- Bisa jadi obatnya sudah rusak sebelum mencapai sasaran krn proses penggerusan. Ada obat yang sedemikian rupa dibuat, karena obat tersebut akan hancur oleh asam lambung. Karena misalnya, obat itu ditujukan untuk infeksi saluran pernapasan atas, maka obat tersebut harus dibuat sehingga terlindung dari asam lambung. Nah, kalo digerus jadi puyer, ya obat itu akan segera hancur kena asam lambung. Lebih buruk, obat itu bisa jadi malah akan melukai lambung.
- Dosis yang berlebihan - dokter kan nggak mungkin apal sama setiap merek obat. Jadi akan ada kemungkinan dokter meresepkan 2 merek obat yang berbeda, namun kandungan aktifnya sama.
- Sulitnya mendeteksi obat mana yang menimbulkan efek samping - karena berbagai obat digerus jadi satu (Prof Rianto menyebutkan, ada dokter yang meresepkan sampai 57 obat dalam 1 puyer!!!), dan terjadi reaksi efek samping terhadap pasien, akan sulit untuk melacak obat mana yang menimbulkan reaksi, lha wong obatnya dicampur semua.
- Kesalahan dalam peracikan obat - bisa jadi tulisan dokter bisa jadi nggak kebaca sama apoteker, sehingga bisa membuat salah peracikan.
- Pembuatan puyer dengan cara digerus atau diblender, sehingga akan ada sisa obat yg menempel di alatnya. Berarti, puyer yang diberikan kepasien, dosisnya sudah berubah - jadi.. kalo yang diresepin itu AB, tetep akan ada kemungkinan resistensi.
- Proses pembuatan obat itu kan harus steril, istilahnya harus dibuat dalam ruangan yang jumlah kumannya sudah disterilkan (istilah kerennya sterile room) - lha waktu proses pembuatan puyer di apotek... hmmm didalem sterile room kah? Apotekernya pake sarung tangan kah? Sisa obat lain yang sebelumnya digerus, sudah dibersihkan dengan benarkah? Kalo itu semuajawabannya tidak (atau salah satu aja jawabannya tidak), means, obat yang digerus sudah tercemar. Yang paling mengerikan : ada obat yang sengaja dibuat slow release,artinya dalam 1 tablet yang diminum, itu akan larut sedikit demi sedikit di dalam tubuh. Kalo sudah digerus jadi puyer, obat itu akan seketika larut. Kebayang kan , berarti akan ada efek dumping... mampukah tubuh kita menahan efek itu? Sementara, yang biasa dikasih puyer kan bayi dan anak-anak...mampukah tubuh kecil mereka menahan efek ini..?? Sayang, dari seminar tersebut, paradokter sendiri masih pro dan kontra mengenai puyer.
So far, yang bisa dilakukan hanyalahmenyadari konsumen yang bijak dalam memutuskan apapun yang harus diminum oleh anak. dr. Purnamawati menyarankan hal2 sbb:
- Tanya diagnosa dalam bahasa medis,setiap kali kita berkunjung ke dokter, supaya kita bisa browsing diinternet mengenai penyakit tersebut2. tiap kali diberi obat (atau resep)tanyakan nama obatnya, kegunaan obat tersebut, dan efek sampingnya. Usahakan, sebelum ditebus, browsing dulu di internet, supaya kita benar2 tahu apa kandungan aktif dari obat tersebut dan apa efek sampingnya.
- Demi anak-anak tercinta tentunya usaha ini perlu dilakukan .
Sumber:Milis Teman
Posted in Labels: Terapi Kesehatan ()
0 comments:
Posting Komentar